Para Komunitas Investa, Nasabah BNI Securities Semarang dan Pembaca yang budiman,
IHSG kembali rontok 0,63% dilevel 4731 di awal pekan kemarin, beberapa saham Bank papan atas masih mengalami pendarahan. Seperti pernah saya ulas di sela2 pelatihan yang lalu bahwa kondisi Perbankan kita memang sedang "berjuang" lebih berat saat ini karena harus menghadapi NIM yang turun juga NPL yang relatif tinggi sehingga Bank2 harus membuat cadangan yang lebih besar yang tentu sementara ini mengurangi Laba nya.
Menurut pandangan saya saham Bank di Bursa kita masih merupakan penopang IHSG karena bobot perhitungannya yang relatif tinggi. Selain itu saham Bank juga mempunyai "sentimen" yang tinggi di mata Investor, dimana harga saham Bank menjadi fokus dan pembanding saham lainnya. IHSG kembali rontok 0,63% dilevel 4731 di awal pekan kemarin, beberapa saham Bank papan atas masih mengalami pendarahan. Seperti pernah saya ulas di sela2 pelatihan yang lalu bahwa kondisi Perbankan kita memang sedang "berjuang" lebih berat saat ini karena harus menghadapi NIM yang turun juga NPL yang relatif tinggi sehingga Bank2 harus membuat cadangan yang lebih besar yang tentu sementara ini mengurangi Laba nya.
Bila pagi ini saham bank mulai ada pantulan dan asing tidak lagi melakukan tekanan (Net sell) potensi IHSG untuk menguat lebih memungkinkan.
Saham2 yang ada dalam pilihan saya antara lain UNVR, SMGR, BBNI, BBTN, BSDE, CTRA, PPRO. Bagaimana dengan saham CPIN yang beberapa waktu saya ulas? dengan kinerja yang bagus sebenarnya tapi sayang badai datang tiba2 dan tidak bisa diprediksi sebelumnya. Di saat Pemerintah meluncurkan beberapa kebijakan ekonomi yang seharusnya mendukung dunia usaha ternya pekan kemarin malah meluncurkan PEMBATASAN Sektor Swasta di Bisnis Peternakan Unggas.
Respon negatif langsung menimpa saham2 berbasis pereternakan unggas stermasuk CPIN, JPFA dan MAIN. Jika aturan tersebut benar melakukan pembatasan2 Investor melihat PROSPEK saham CPIN JPFA dan MAIN akan berkurang sehingga direspon dengan aksi jual dalam 3 hari belakangan ini.
Sekaligus untuk pengalaman dan pembelajaran bagi investor bahwa PROSPEK suatu saham itu lebih punya pengaruh tinggi dibandingkan KINERJA masa lalu, karena Prospek adalah berkaitan masa depan sedangkan Kinerja adalah kondisi yang telah berjalan sebelumnya.
Sehingga banyak pertanyaan sebelumnya dari beberapa teman komunitas kenapa Kinerja yang baik harga sahamnya belum bisa naik ? atau sebaliknya kinerja yang kurang bagus tapi harga sahamnya bisa naik. Kira2 ilustrasi antara prospek dan kinerja itulah penyebanya. tentu itu terlepas dari masalah Bandarmologi yang kadang juga bisa "merusak" teori2 yang ada.
Dengan potensi "pantulan" IHSG silahkan tetap cermat, Sabar dan Dispilin dalam trading di bursa karena berbagai faktor dan kondisi bisa saja datang sewaktu2.
Traders yang baik adalah mereka yang bisa memanfaatkan segala kondisi dan tau kapan trading dan kapan jadi penonton dulu.
Salam,
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.