Banyak teman2 Traders curhat mengenai sulitnya trading akhir2 ini, begitu volatilenya Bursa. Sehingga tidak heran kalau memasuki bulan Juli ini transaksi sangat sepi, nilai transaksi harian selalu dibawah 5 Triliun kemarin malah cuma 3,9 Triliun. Traders mengurangi transaksi karena merasa kondisi yang belum kondungsif, jadi mengurangi resiko.
Meskipun ihsg seharian kemarin nampak hijau tapi itu juga tidak mudah cari cuan, setelah pagi ihsg sempat naik diatas 1% ternyata sore ditutup tinggal plus 0,1% saja. Traders yang sudah belanja pagi hari dengan rasa optimis akhirnya banyak yang CL setelah pasar semakin memperlihatkan kecenderungan melemah.
Saham2 properti dan infrastruktur kembali tertekan hebat, padahal saham2 tersebutlah yang selama setahun ini banyak menopang ihsg serta meramaikan pasar. Adakah yang salah dengan sektor ini??
Beberapa analisis yang ada dibenak saya kenapa ihsg lesu seperti ini antara lain: Asing banyak menarik dananya dari bursa kita baik di saham maupun SBN, (menurut BI selama bulan.Juni sudah out 34 T dari Saham dan SBN) mereka melihat AS mulai pulih dari sakitnya dan mulai tumbuh ekonominya. Sehingga wajar jika pemilik dana mencari tempat yang lebih prospek untuk mendapatkan hasil dari investasinya.
Ingat waktu itu negara kita ikut kebanjiran dana ketika stimulus dikucurkan besar2an baik di Eropa maupun Amerika, dan pertumbuhan kita dipandang menggiurkan bagi mereka.
Penarikan dana secara bertahap ini berdampak ke nilai Rupiah terhadap Dollar yang cenderung melemah (kemarin sempat sentuh 10.000), karena mereka keluar pasti bawa dollar lagi. Pelemahan Rupiah ini akan berdampak buruk bagi perusahaan2 yang mempunyai hutang dalam bentuk dollar serta membuat barang import jadi lebih mahal.
Kekhawatiran terhadap inflasi di bulan Juli dan
Agustus karena dampak kenaikan BBM dan harga2 menjelang Hari Raya. Kalau
inflasi nanti melebihi ekspektasi maka tentu akan mendorong BI
menaikkan BI Rate kembali. Nah tau sendirilah kalau suku bunga naik
pasar modal akan lesu darah. Sektor yang paling kena akibatnya jika suku
bunga naik adalah sektor keuangan dan properti. Itulah yang menyebabkan
saham bank dan properti mengalami tekanan.
Apakah situasi ini akan berlanjut lama?? tentu semua melihat
perkembangan, kita cermati saja apakah benar inflasi akan tinggi dan
apakah benar BI Rate akan naik lagi? itu kuncinya.
Kalau
dana asing juga masih eksodus keluar juga akan menambah runyam bursa
kita karena harus diakui merekalah yang sebenarnya masih menguasai separo
pasar kita, bayangkan kalau mereka keluar 50 Triliun lagi ihsg kita bisa
anjlok dalam.
Tapi semoga perkiraan2 atau bayangan2 buruk itu bisa
teratasi. Semoga inflasi terkendali, semoga suku bunga tetap rendah,
semoga pertumbuhan ekonomi kita membaik dan investor asing masih mau
investasi di negara kita bukan hanya di instrumen saham dan surat hutang
tetapi bersedia disektor Real.
Dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi dunia juga akan
menaikkan eksport barang2 kita yang selama ini sudah berkurang banyak
sekali.
Hari ini terus terang lebih susah
merekomendasikan pilihan sahamnya maklum kan situasi juga seperti ini,
kemarin saya pilih sektor mining karena melihat harga minyak dunia
melonjak diatas $ 100. Kalau saja benar pertumbuhan ekonomi AS dan Eropa
membaik tentu membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak juga. Jadi saya
mulai ambil PTRO, INDY, PGAS dan CNKO, cuma tekanan asingnya masih
besar.
Eropa semalam naik rata2 diatas 2% (AS libur), akan kah ini berdampak baik juga terhadap bursa kita??
Tetap tenang, tetap semangat tetapi tetap waspada.
Salam, hari prabowo (investa)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.