Para pembaca dan Nasabah BNI Securities Semarang yang budiman,
Pengumuman
data tenaga kerja di AS yang menunjukkan adanya penambahan tenaga kerja
sebanyak 271.000 pekerja mengindentifikasikan bahwa perekonomian di AS
semakin membaik. Maka dengan kondisi ekonomi yang lebih baik
memungkinkan FED menaikkan suku bunganya.
Dari
faktor internal juga mencatat hal2 yang negatif seperti penurunan
Cadangan Devisa sebesar US$ 1 Miliar menjadi US$ 100 Miliar, Juga
turunnya data GDP kuartal III yang 4,3% dibawah ekspektasi yang 4,7%,
kembali melemahnya nilai Rupiah terhadap US$ menjadikan sentimen negatip
yang ada saat ini yang akhirnya menjadi tekanan terhadap IHSG.
Pengaruh
faktor makro ekonomi memang menjadi fokus utama dalam teori strategi
investasi, karena baik buruknya perekonomian akan menjadi pertimbangan
utama investor yang dilanjutkan ke pemilihan sektoral, fundamental dan
teknikal analisis.
Sementara saat ini kondisi ekonomi memang
sedang kondisi yang kurang bagus, sehingga pengaruh itu telah
mengakibatkan kondisi pasar keuangan juga sulit diantisipasi.
Kalau
saja boleh memilih tentu saya berpikir FED lebih cepat mengambil
keputusan yang pasti termasuk menetapkan kenaikkan suku bunganya, karena
dengan kepastian itu akan lebih baik pelaku pasar akan bisa membuat
perencanaan dan perhitungan2 yang lebih pasti dari pada FED selalu
mengambang sehingga menciptakan spekulasi yang berkepanjangan.
Sekalipun
di awal kenaikkan suku bunga mungkin akan terjadi yang pahit bagi
negara2 berkembang tapi itu untuk sementara dan selenjutnya bisa ada
penyesuaian.
Jika FED menaikkan suku bunganya
maka kemungkinan yang terjadi adalah pelemahan nilai rupiah terhadap
US$, karena kekhawatiran larinya dana asing keluar. Namun bila kondisi
iklim investasi di Indonesia bisa diperbaiki lebih baik saya kira juga
bisa menahan pelarian modal tersebut dan bahkan bisa kembali menarik
lebih banyak dana asing. makanya diperlukan kebijakan2 dari pemerintah
yang lebih akurat dan menarik.
Sekalipun
pilihan saham saat ini mungkin lebih sulit tapi peluang selalu ada,
karena itu saya mencoba memilih beberapa saham yang ketergantungan
terhadap US$ tidak banyak, pasar dalam negeri lebih tinggi dan masih
bisa mencetak laba serta mempunyai prospek kedepan yang lebih baik
terutama jika ekonomi kembali normal serta harga sahamnya yang masih
relatif murah.
Pilihan saya pribadi saat ini ini KIJA, SMGR,
KAEF, UNVR, BJTM, BJBR, CTRA, ELSA. dengan strategi BOW (artinya beli
pada saat harga turun).
Perkiraan IHSG di level 4440 sd 4560.
Salam,
INVESTA
Pin, 2b7dd5ee (wajib ketik "salam investa" setelah invite dan terkonfirmasi)
email: investa.p3m@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.