IHSG sudah nyaris sama dengan akhir th.2012, padahal th.2013 tinggal sebulan lebih dikit, sehingga diukur dari IHSG Bursa kita tidak mengalami pertumbuhan. Biasanya Manajer Investasi akan membandingkan antara Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana nya dengan IHSG sebagai tolok ukur kinerjanya apakah bisa melebihi IHSG atau tidak.
Bagaimana dengan prestasi kita masing2 ? kita bisa melihat modal kita dari awal th sd saat ini, tumbuh, tetap atau malah berkurang?? kalau modal kita masih sama nilainya itu berarti sama dengan IHSG, masing2 bisa melakukan evaluasi.
Kondisi Ekonomi memang menjadi faktor utama kenapa IHSG kita seperti ini, dibandingkan tahun lalu maka tahun ini Cadangan devisa TURUN, Suku bunga NAIK, inflasi lebih TINGGI, neraca perdagangan DEFISIT dan nilai rupiah ANJLOK. (gak ada bagusnya kan..?)
Maka benar juga bahwa IHSG itu adalah salah satu refleksi dari kondisi perekonomian suatu negara.
Nah, kita jadi sadar bahwa ternyata analisa awal dalam berinvestasi di Bursa ini adalah Makro Ekonomi, jika ekonomi kuat maka Bursa akan bullish dan harga saham cenderung naik, begitu pula sebaliknya.
(Untuk Khusus Makro ekonomi ini akan saya kirimkan kepada teman2 yang sudah tercatat sebagai "pemesan").
Dulu banyak analis ternama yang meramalkan bahwa IHSG akan menjadi 5000, 5500 bahkan ada juga yang 6000 pada akhir th.2013. tapi yang hebat ada salah satunya yg meramal IHSG 4200 (mungkin pada saat itu banyak yg gak percaya). Kenyataannya saat ini IHSG di 4317, mana yang mendekati kebenaran?
Jadi analispun juga bisa benar bisa juga salah dalam menebak IHSG sampai harga saham, makanya sifatnya DISCLAIMER.
Untuk itu proses belajar harus tetap jalan kalau kita memang berniat akan mencari rejeki di Bursa.Lebih mantap kalau kita sendiri yang menentukan pilihan dan analis hanya sebagai referensi atau bacaan saja.
Evaluasi...dan evaluasi baik cara kita menganalisa, trading kita, cara mengatur manajemen keuangan kita supaya kedepan menjadi lebih baik.
Bagaimana Bursa pekan ini? Rupiah nampaknya sengaja dibiarkan jalan apa adanya, BI tidak melakukan intervensi sehingga Rupiah tetap lemah. Kemungkin agar barang import menjadi terasa mahal dan eksport menjadi murah, sehingga ini untuk membatasi defisit perdagangan karena selama ini import lebih besar dari pada eksportnya.
Dengan rupiah terus melemah maka emiten2 yang banyak hutang dollar akan semakin berat, silahkan lihat saja Laporan Keuangan Emiten yang punya hutang dollar banyak (termasuk Obligasi dlm dollar) saat ini harga sahamnya jeblok. Ada juga dari sektor properti yang hutangnya termasuk obligasi dalam bentuk dollar (sdh saya tulis dalam ulasan khusus kan? ditopik Fundamental analisis yg lalu) lihat harga sahamnya terjun bebas.
Sektor properti dan konstruksi sebelumnya memang jadi primadona sekarang terpuruk. Itulah siklus perekonomian silih berganti dan berputar terus. Sabar saja buat yang pegang saham2 tersebut suatu saat moga2 akan kembali naik, ini masalah waktu, tergantung kapan ekonomi kita akan membaik.
Menarik dicermati pekan ini saham UNVR, Emiten ini tumbuh sangat kuat, kinerjanya sangat bagus tapi harganya saat ini sedang turun, silahkan dicermati, apablia nanti bursa rebound saham ini biasanya akan melaju dengan cepat.
Saham lainnya ada SMGR, PTPP, ERAA, SMRA yang sudah amat murah artinya kalau dengan harga saat ini kemungkinan turun lbh kecil dibandingkan potensi kenaikannya. Semua juga hanya prediksi silahkan masing2 menentukan. Semoga sukses.
salam, investa
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.