Kali ini investor disuguhi pemandangan yang tidak sedap, Aksi Korporasi saham BWPT untuk rencana PUT (Penawaran Umum Terbatas) telah membuat harga saham tersebut anjlok parah lebih 50% dalam waktu 3 hari bursa sejak dibuka perdagangannya (yg sebelumnya dihentikan sementara diharga 955 ).
Beberapa investor yang sebelumnya memegang saham BWPT merasa rugi besar, dan yang lebih kecewa penurunan harga ini disanyalir karena adanya rencana Aksi Korporasi.
Apa yang salah dengan Aksi Korporasi ini BWPT??
Right Issue (PUT) adalah penjualan saham baru oleh emiten yang Hak belinya diberikan kepada pemegang saham lama terlebih dahulu. Ingat namanya saja Hak jadi hak itu bisa digunakan atau tidak terserah pemegang saham lama.
Dengan Right Issue tersebut perusahaan / emiten akan mendapat tambahan modal baru, jadi bagus kan?? tapi kenapa harga sahamnya di bursa jadi anjlok?
Untuk menilai baik atau tidaknya mari kita lihat dulu secara cermat tentang Right Issue / PUT tersebut secara umum ada beberapa hal antara lain; TUJUAN Perusahaan melakukan PUT, apakah untuk penambahan Modal Kerja karena mau ekspansi, untuk membayar hutang, atau untu tujuan lain misalnya karena pengambil alihan saham perusahaan oleh pihak lain. Selain itu kita lihat HARGA dan RATIO nya atau PUT tersebut.
Dengan mencermati TUJUAN perusahaan kita bisa menilai apakah perusahaan sedang kesulitan membayar utang atau sedang ekspansi.
Untuk BWPT tujuannya adalah akan masuknya Perusahaan lain yaitu GROUP RAJAWALI untuk menambah investasi di BWPT sekaligus menjadi pengendali karena jumlah saham yang ingin dibeli mayoritas.
Kalau kita melihat prestasi Group Rajawali adalah perusahaan yang solid dan mempunyai kinerja yang baik, sehingga tidak perlu diragukan dari sisi perusahaan yang akan menjadi pengendali BWPT kedepan.
Bagaimana modus cara Group Rajawali ini menjadi pengendali ? dengan PUT inilah Group Rajawali siap menjadi PEMBELI SIAGA artinya saham baru yang akan ditebitkan nanti bila pemegang saham lama "tidak menebus" haknya maka Group Rajawali yang akan membeli saham BWPT tersebut.
Sekarang bagaimana caranya agar pemegang saham lama TIDAK mau menebus saham hasil PUT tersebut? ada dua cara yaitu harga saham baru tersebut di jual dengan harga LEBIH TINGGI dari harga pasar, atau strategi lain RATIO Right Issue / PUT nya diperbesar.
Nampaknya BWPT lebih memilih skenario kedua yaitu Ratio atau perbandingan yang lebih banyak yaitu 1 : 6 artinya setiap pemegang saham satu diberi hak untuk membeli enam saham baru, sehingga setiap pemegang saham memang wajib menyediakan uang lebih banyak untuk membeli saham BWPT yg baru.
Untuk menebus atau tidak sebenarnya pemegang saham lama bisa dengan cara menghitung HARGA TEORITIS nya dulu, tapi untuk menghitung harga teoritis tersebut harus diketahui Harga saat CUM Right yang saya baca tgl.17 Nopember 2014 dan RUPS nya lagi digelar 10 Nopember nanti, jadi perjalanan masih panjang.
Sekedar untuk pengetahuan Harga Teoritis itu bisa dihitung dari (Harga Pasar saat CUM x jml saham lama) + (ratio yg ditetapkan x Harga tebus baru) dan hasilnya dibagi jumlah saham lama + saham baru.
Untuk BWPT mesti tau dulu harga CUM nanti tgl.17 Nopember baru bisa diketaui harga teoritisnya. Tapi kalau misalnya dihitung dari harga terakhir kemarin 460 dan harga tebus saham baru 400 maka hasilnya 460 + (6 x 400) dibagi 7 = 2.860 / 7 = 408 .
Terus bagaimana harga saham BWPT bisa turun? menurut pendapat saya Pertama karena pemegang saham lama kaget kenapa penetapan harga saham baru (sekitar 400) JAUH DIBAWAH harga pasar sebelum di hentikan sementara yaitu 955. Kalau pembeli siaga dan emiten menetapkan harga 400 berarti mereka hanya menghargai saham BWPT sebesar itu.
Kemungkinan kedua dengan ratio 1:6 itu pemegang saham lama tidak semuanya bisa menebusnya karena harus menyediakan uang yang lebih banyak.
Ketiga dengan perhitungan harga teoritis dengan rumus yang ada maka harga pasar akan menyesuaikan sehingga harga pasa rturun pada batas tertentu sehingga mendekati harga tebusnya.
Dari tujuan tersebut nampaknya memang Stanby Buyer yaitu Group Rajawali berharap banyak yang tidak menebus supaya perusahaannya bisa menampung nya.
Tentu saya juga tidak mengetahui secara persis ada apa dibalik skenario ini karena hanya Direksi dan pembeli siaga dalam hal ini Group Rajawali yang paling tau tujuan tertentu. Yang jelas dicatat disini bahwa Group rajawali ingin menguasai mayoritas dan jadi pengendali BWPT kedepan.
Sampai saat inipun baik OJK dan pihak Bursa sedang meneliti lebih jauh tentang skenario semua ini dan mereka itulah yang punya hak untuk mencari informasi langsung ke pihak2 terkait.
Dari ilustrasi dari data yang saya ketahui tersebut dengan melakukan analisis maka andaikata saya sebagai investor maka kemungkinan akan melakukan sebagai berikut; pembeli siaga adalah group Rajawali yang punya prestasi cukup bagus setidaknya sampai saat ini dan masih percaya dengan pengendali Group Rajawali nanti BWPT akan lebih baik kinerjanya.
Tapi bagaimana dengan harga? dengan perhitungan sementara tersebut maka jika saya beli diharga 460 maka setiap satu saham mempunyai hak membeli 6 saham baru dengan harga 400 maka ketemulah harga teoritis saham menjadi 408. ini berarti hampir sama dengan harga tebusnya. Sehingga kalau bisa membeli harga di 450 misalnya akan lebih baik, karena lebih murah.
Jika nanti saya tidak punya cukup uang untuk menebus saham baru maka saya akan menjual RIGHT atau HAK saya nya sehingga saya dapat uang tunai walaupun saham lama yg misal dibeli harga 450 bisa terterdilusi keharga sekitar400.an.
Yang memprihatinkan bagaimana yang sudah membeli diharga lama 955 ?? dan saat ini belum di Cut Loss? tentu mereka merasa potensial loss atau rugi yang belum terealisir. Inilah yang jadi masalah, tapi inilah resiko salah satunya dari kejadian Aksi Korporasi. Walaupun ada juga Aksi Korporasi yang bisa menguntungkan pemegang saham lama.
Analisis saya ini berdasarkan informasi yang saya dapatkan sementara karena informasi yang lebih pasti harus menunggu RUPSLB tgl.10 Nopember 2014 berapa harga pastinya dan berapa ratio yang benar2 ditetapkan RUPSLB. Jangan lupa kalau sebelum RUPSLB semuanya bisa saja berubah atau bisa saja Pemegang Saham lama menolak rencana Aksi Korporasi ini kalau memang merugikan.
Satu Hikmah dalam kejadian ini kita sebagai investor / trader sebaiknya rajin menambah pengetahuan termasuk memahami Aksi Korporasi, jangan hanya kalau sudah terjadi kerugian baru mulai cari-cari pengetahuan itu.
Investor berinvestasi pada instrumen yang yang mengandung spekulasi termasuk resiko yang mungkin terjadi, jadi harus diperhatikan semuanya.
Kita tunggu perjalanan saham BWPT termasuk rencana Aksi Korporasinya, dan diharapkan baik OJK dan pihak Bursa terus mengamati kejadian ini dan bisa mengambil sikap agar bisa memberikan perlindungan kepada investor.
Semoga ulasan ini bermanfaat dan tidak bermaksud mempengaruhi siapapun, baik membeli, menjual atau menahan saham tersebut. Contoh diatas hanya untuk diri saya sendiri.
salam, investa
pin 2b7dd5ee. (sampaikan salam investa setelah invite).
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.